Selamat Datang di Web Resmi SCBD Sragen www.sragencapacitybuilding.blogspot.com
Monday 21 February 2011

Pejabat Eselon III Ikuti Diklat Formulasi Renstra

Sragen-Pentingnya pemahaman mengenai Rencana Strategis (Renstra) oleh para pejabat daerah di lingkungan SKPD Kabupaten Sragen, menjadi hal yang mendesak, mengingat masih kurangnya keahlian dan ketrampilan para pejabat dalam menyusun renstra yang dituju oleh pemerintah. Padahal keberhasilan pembangunan daerah, ditentukan oleh keberhasilan renstra yang dilaksanakan ditiap SKPD.

Agar program-program yang disusun dalam renstra dapat dilaksanakan dengan baik, maka penyusunannya juga harus tepat. Oleh karena itu sejumlah pejabat daerah yang terdiri dari pejabat eselon III mengikuti Diklat Formulasi Renstra yang diselenggarakan SCBD Sragen di Ruang Pertemuan RM. Ayem Tentrem Jl. Kenanga No. 8 Beloran, Sragen (07/02).

Diklat dibuka oleh Drs. Oktafianto MT, selakuWakil Sekretaris PIU SCBD Sragen. Dalam pembukaanya Ia mengatakan bahwa tujuan diadakan diklat ini untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan sikap aparat atau pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sragen agar mampu menyusun rencana strategis Satker masing-masing secara baik dan benar.

Di awal kegiatan, peserta mendapat pengarahan materi berupa sistematika dan tahapan penyusunan renstra. Muhammad Arif Wibowo selaku narasumber mengatakan salah satu aspek penting dalam penyusunan renstra adalah perumusan isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD lalu menelaah visi, misi dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih. “Hal ini ditujukan untuk memahami arah pembangunan yang akan dilaksanakan selama kepemimpinan kepala daerah terpilih dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan SKPD yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah,” ujarnya

Selanjutnya peserta mengikuti tahapan penyusunan renstra lainnya yaitu penyusunan visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan dan program. Untuk memudahkan para peserta memahami materi yang disampaikan narasumber, diklat dikemas secara interaktif. Peserta juga diwajibkan mempresentasikan renstra yang mereka buat berdasarkan SKPD masing-masing. Setiap renstra yang dipresentasikan, dikoreksi oleh narasumber dan mendapat masukan dari peserta lainnya.

Rachmadi, salah satu peserta dari Dinas Perinkop Sragen menyatakan bahwa diklat ini sangat bermanfaat baginya karena penyusunan renstra yang diajarkan narasumber sangat sistematis. “Diklat penyusunan renstra kali ini menyempurnakan penyusunan renstra yang terdahulu ”, ungkapnya.

“Dua hari yang akan datang saya beserta rekan-rekan akan menyusun renstra, ilmu yang saya dapat dari diklat, akan saya aplikasikan”, tambah laki-laki paruh baya itu.

Diakhir kegiatan, tepatnya pada hari Senin (21/02) peserta mendapat penjelasan mengenai forum SKPD dalam rangka penyusunan Renstra SKPD. Forum ini adalah forum para pemangku kepentingan pelayanan SKPD untuk membahas rancangan Renstra SKPD dibawah koordinasi Kepala SKPD untuk mendapatkan masukan bagi penajaman dan penyempurnaan substansi rancangan Renstra SKPD.(Siwi)

Friday 18 February 2011

GIS Sragen Mampu Menjangkau Pedesaan

Sragen-Informasi geografi Sragen kini semakin mudah diakses dengan keberadaan GIS atau sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis.

GIS yang dibuat sejak tahun 2009 tersebut, kini semakin terasa manfaatnya dalam mengelola informasi geografi di wilayah Sragen. Hal itu karena GIS selalu ditingkatkan kapasitasnya serta dipantau perkembangannya oleh SCBD Sragen bersama dinas terkait seperti Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum (PU), Pusat Data Elektronik (PDE) dan Bappeda Sragen.

Salah satu kegiatan peningkatan kapasitas GIS adalah up dating pengembangan sistem informasi geografi yang diadakan di Kantor Kepala PDE Sragen. Melalui kegiatan ini, peserta memantau secara bersama-sama perkembangan sistem komputer geografi tersebut serta mendiskusikan hal-hal apa yang perlu diperbaiki sehingga GIS semakin memudahkan dalam memperoleh data spacial geografi.

Dari hasil semiloka diperoleh kesimpulan bahwa GIS Sragen diharapkan tidak hanya mampu menyediakan informasi geografi dari tingkat kecamatan saja, namun sampai tingkat pedesaan.

Sistem Informasi Geografi Sragen akan menyediakan 33 peta tematik, antara lain peta tematik kepadatan penduduk, administrasi, peta jalan, peta air, geologi dan sebagainya. Selanjutnya peta tematik tersebut akan terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan informasi geografi wilayah Kabupaten Sragen.
Thursday 17 February 2011

Diklat Perencanaan Manajemen Ekonomi Daerah

Potensi ekonomi daerah berupa pertanian, perkebunan, peternakan, pariwisata serta industri adalah faktor penentu majunya ekonomi suatu daerah. Namun kemajuan tersebut tidak dapat terwujud apabila SDM yang mengelolanya tidak memiliki keahlian yang memadai. Demikian juga yang terjadi di Kabupaten Sragen, ketersediaan SDM yang ahli dalam bidang perencanaan dan manajemen ekonomi daerah sangat dibutuhkan di kabupaten ini.

Dalam rangka meningkatkan keahlian SDM (pejabat daerah) dalam mengelola potensi ekonomi daerah yang dimiliki Kabupaten Sragen, SCBD Sragen akan mengadakan Diklat Perencanaan dan Manajemen Ekonomi Daerah. Diklat ini diselenggarakan di dua tempat yaitu di Ruang Sukowati Sekretariat Daerah Kab. Sragen dan Rumah Makan Ayem Tentrem Jl. Kenanga No. 8 Beloran, Sragen Kulon, Sragen mulai tanggal 17 Februari hingga 02 Maret 2011.

Melalui diklat ini diharapkan dapat meningkatkan keahlian, pengetahuan serta kapasitas pejabat daerah dibidang perencanaan dan manajemen ekonomi daerah. Diklat ini diikuti seluruh SKPD dilingkungan Pemerintahan Kabupaten Sragen.

Sunday 13 February 2011

Identifikasi Potensi Kita Agar Tepat Sasaran


Sragen - Pada hari ini , Kamis, 10 Pebruari 2010, Kepala Bidang Penanaman Modal BadanPerijinan Terpadu , Beliau Bapak Hari Kuntjoro, S.Sos, M.Si memberikanPemaparan dalam rangka Diklat Dukungan dan Promosi Investasi yang diadakan olehSCBD Bappeda Kabupaten Sragen.

Dalam seminar ini dipaparkan mengenaiIdentifikasi Potensi Daerah, yaitu beberapa hal yang berkaitan dengan alasan diperlukannya Promosi Investasi di daerah, bagaimana cara pengembanganpromosi investasi, membidik investor dan langkah-langkah menghitung bobot danskor penentuan potensial investasi di daerah kita.

Para Peserta yang terdiri dari beberapa SKPD di Kabupaten Sragen, tampakmenemukan hal dan informasi baru mengenai metode penentuan potensial investasi.

Beberapa peserta pun diberikan kesempatan untuk mencoba memasukan skor danbobot dari masing-masing potensial produk.

Dalam kegiatan ini disimpulkan, bagaimana kita sebagai Aparat Pemerintah harusselalu memikirkan kebijakan-kebijakan dan solusi untuk para Pengusaha dan UMKMdi daerah dan investor yang masuk untuk merasa aman dengan regulasi yang ProInvestasi. (Source:Sragen Online, 12/02/2011)

Friday 11 February 2011

Visi Ekonomi Kerakyatan Untuk Sragen

Majunya perekonomian suatu daerah memang tak dapat lepas dari peran investasi. Investasi menjadi hal penting karena modal utama dalam menggerakkan potensi-potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu daerah. Begitu pula dengan roda perekonomian Kabupaten Sragen. Di kabupaten yang saat ini tengah maju dengan swasembada pangan padi organiknya ini, peran invesatsi menjadi hal yang penting. Namun untuk memajukan perekonomian di wilayah Sragen, pemerintah daerah dapat menerapkan visi pembangunan daerah dengan mengarah kepada visi ekonomi kerakyatan.

Prof. M. Dawam Rahardjo selaku narasumber Diklat Dukungan dan Promosi dan Invesatasi yang diselenggarakan SCBD Sragen menjelaskan bahwa Sragen dapat mengarahkan pembangunan ekonominya dengan perekonomian kerakyatan sebagai sokoguru kemandirian ekonomi.

Lalu apa yang dimaksud visi perekonomian kerakyatan, dalam diklat yang diselenggarakan Selasa-Rabu (8-10/01/11) di Ruang Sukowati narasumber menjelaskan yang dimaksud dengan kemandirian ekonomi adalah perekonomian yang bebas dari sindrom ketergantungan, yaitu ketegantungan modal financial, ketergantungan teknologi dan ketergantungan pasar perdagangan.

Pertama, pelepasan diri dari ketergantungan modal financial. “Kita dapat lepas dari ketergantungan modal financial dengan cara mengembangkan pola invesatasi mikro, kecil dan menengah. Investasi yang dapat dikembangkan adalah investasi yang tidak memerlukan banyak modal,” ujarnya.

Kedua, pelepasan diri dari ketergantungan teknologi. Ketergantungan teknologi dapat diatasi dengan penggunaan teknologi tepat guna yang telah banyak ditemukan dewasa ini di berbagai lembaga penelitian. “Gunakanlah teknologi yang sederhana, teknologi yang tidak membutuhkan banyak biaya operasional, namun dapat menjawab kebutuhan daerah”, pesannya dalam diklat yang dihadiri sejumlah SKPD dilingkungan Kabupaten Sragen, antara lain BUMD, Kantor Parinpro, Dinas Indagkop, Bagian Ekonomi dan humas.

Ketiga, pelepasan diri dari ketegantungan pasar yang dapat diatasi dengan orientasi kepada pasar lokal dan pasar domestik dan baru setelah itu berorientasi kepada pasar internasional. Dalam hal kemandirian pasar, Prof. M. Dawam Rahardjo berpendapat bahwa pemerintahan daerah memiliki posisi yang penting atau terdepan. Dalam kaitan ini peranan pemerintah daerah adalah menegakkan swasembada pangan dan energi. Ia mencontohkan pertanian di Sragen yang terkenal akan produksi padinya. Tetapi di bagian daerah lain terdapat lahan tandus yang potensial untuk ditanami ubi kayu, ubi jalar, sorgum atau jagung.

Hal yang menjadi masalah ketika mengelola tanaman palawija tersebut adalah bagaimana pemasaran produk-produk pangan tersebut. Ia menjelaskan bahwa kuncinya adalah konversi bahan pangan tersebut menjadi bahan pangan alternatif, dalam bentuk tepung pengganti atau campuran tepung terigu yang dapat diolah menjadi mie atau roti. Dalam situasi krisis pangan yang terjadi saat ini, pemerintah daerah seperti Sragen harus mampu menegakkan ketahanan pangan local.

Pemasaran menjadi hal yang paling penting, namun diakui sangat sulit dilakukan. Hal tersebut setidaknya dialami peserta dari Badan Pendidikan dan Latihan (Badan Diklat) Kabupaten Sragen. Dalam sesi diskusi Ia mengungkapkan bahwa produk-produk dari hasil pelatihan susah untuk dipasarkan. “Produk-produk yang telah berhasil kami ciptakan kurang laku dipasaran”, ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut Prof. M. Dawam Rahardjo, menjelaskan untuk memasarkan produk hal pertama yang dapat dilakukan adalah hubungi pembeli secara langsung dan membuat kontrak dengan pembeli. Dengan kontrak yang jelas dapat terjalin hubungan kerjasama yang saling menguntungkan. Hal yang tak kalah penting adalah penyebaran informasi produk melalui media massa seperti internet. Di era perkembangan teknologi yang semakin canggih ini, penyebaran informasi melalui media massa dan teknologi menjadi hal yang mutlak.

Perlu Dukungan Kebijakan Ekonomi

Keputusan untuk mengembangkan perekonomian yang mandiri, berupa perekonomian rakyat perlu didukung oleh kebijakan-kebijakan ekonomi daerah. Salah satu kebijakan adalah sistem pengaturan dan pengawasan. Pengaturan dan pengawasan tersebut anatara lain dalam bidang penelitian, inovasi, pengembangan sumberdaya manusia, penggunaan teknologi dan investasi melalui perda-perda perekonomian. Oleh karena itu perlu dilakukan inventaris perda-perda yang telah dikelurkan. Sebagian perda perlu diganti dan direvisi dan Pemda harus mengawasi pelaksanaan perda tersebut.

Menurut Prof. M. Dawam Rahardjo, strategi pembangunan yang paling tepat adalah strategi keunggulan kompetitif (competitive advantage). Strategi yang didasarkan pada penggunaan teknologi tepat guna dan teknologi canggih dengan sumberdaya manusia. Ditingkat kabupaten, Sragen dapat membentuk community college sebagai pusat pengembangan sumberdaya manusia. Community college adalah pusat pengembangan sumberdaya manusia. Pemda Sragen perlu melakukan investasi dalam pengembangan sumberdaya manusia ini yang dilengkapi dengan laboratorium teknik dan sosial.(Siwi)

Diklat Dukungan dan Promosi Investasi Sragen


Sekretaris Daerah Sragen, Ir. Darmawan Minto Basuki, MM, MT bersama Prof. M. Dawam Rahardjo selaku narasumber dan perwakilan SCBD Sragen, Budi Djaja Nugroho dalam acara Diklat Dukungan Promosi dan Investasi yang selenggarakan di Ruang Sukowati Sekda Kab. Sragen Selasa-Kamis (8-10/01/11).

Sragen- Potensi sumber daya alam berupa pertanian di Kabupaten Sragen merupakan aset pemerintah daerah untuk menarik investasi. Sebuah daerah perlu menarik investasi domestik maupun asing untuk masuk, agar daerah itu maju. Untuk mengola potensi tersebut serta mencapai target pertumbuhan investasi, maka yang pertama harus dilaksanakan adalah peningkatan keahlian dan ketrampilan Sumber Daya Manusia (SDM).

Sejalan dengan hal tersebut SCBD Sragen bersama dengan Bappeda Sragen mengadakan Diklat Dukungan dan Promosi Investasi pada Selasa-Kamis (8-10/02/11). Diklat yang diselenggarakan di Ruang Sukowati Setda Kab. Sragen ini bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan para peserta agar dapat mengoptimalkan potensi alam dan meningkatkan investasi.

Diklat dibuka oleh Sekretaris Daerah Sragen Ir. Darmawan Minto Basuki, MM, MT. Dalam pembukaanya Ia menyampaikan bahwa saat ini pemerintah daerah telah menyiapkan 300 hektar area untuk menarik investasi. Area tersebut merupakan area strategis dengan pengairan yang baik dan akses jalan yang mudah ditempuh. Namun untuk mengelola potensi tersebut tetap dibutuhkan peningkatan keterampilan SDM. “Selain menyiapkan potensi-potensi fisik tersebut, peningkatan kualitas SDM juga tak kalah penting,”ujarnya.

Sragen juga termasuk dalam kabupaten yang melaksanakan Proyek Peningkatan Kapasitas Berkelanjutan (SCBD). Melalui proyek ini Ia berharap kualitas SDM pejabat pemerintah daerah dapat ditingkatkan sehingga pembangunan di kabupaten ini berjalan dengan optimal.

Sehubungan dengan pengembangan SDM, Prof. M. Dawam Rahardjo selaku narasumber mengungkapakan bahwa Sragen adalah kabupaten yang budaya utama SDM-nya adalah pertanian. Oleh karena itu untuk mengembangkan sektor industri diperlukan adanya pelatihan-pelatihan.

“Salah satu cara peningkatan ketrampilan SDM di Sragen adalah pembentukan community college model Amerika yang mengkombinasikan pendidikan teknik dan manajemen berdasarkan prospek usaha di daerah yang bersangkutan”, ujarnya.

Community college adalah pusat pengembangan sumberdaya manusia. Pemda Sragen perlu melakukan investasi dalam pengembangan sumberdaya manusia ini yang dilengkapi dengan laboratorium teknik dan sosial. (siwi)

SIMONEP

SIMPEG

CATEGORY

Followers

Powered by Blogger.